Kaum pergerakan adalah mereka yang mempelopori fase sejarah Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dengan proses pergerakan nasional oleh tokoh-tokoh terkemuka Indonesia kala itu.
Kita semua mengetahui bahwa Indonesia sudah dijajah oleh Belanda, Portugis, Spanyol, dan Jepang. Tapi Indonesia jugalah yang telah bangkit untuk bisa mencapai kemerdekaan yang dapat kita raih dengan susah payah kala itu.
Baca juga: Pertempuran Midway, Mimpi Buruk Bagi Pasukan Jepang
Mengenai kaum pergerakan, Indonesia memulai pergerakan secara nasional sejak berdirinya organisasi Budi Utomo. Terdapat banyak lagi faktor yang menggerakkan masyarakat Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan penjajahan.
Misalnya saja faktor internal yaitu rakyat Indonesia tidak ingin lagi bersifat kedaerahan tetapi ingin bersatu dan bangkit melawan penjajah, serta faktor eksternal seperti terbukanya pendidikan dari kurikulum negara barat juga paham mengenai hak asasi manusia (human rights).
Setelah kaum pergerakan berhasil memberantas dan mengusir Belanda dari Indonesia, datanglah pendatang dengen kuasa yang lebih superior, ialah Jepang.
Baca juga: Kejahatan Perang yang Dilakukan Oleh Sekutu Pada Perang Dunia
Jepang berhasil menduduki Indonesia setelah Belanda menyerah secara resmi kepada Jepang, dan menjadikannya sebagai penguasa daerah sementara di Indonesia kala itu.
Sikap Kaum Pergerakan Terhadap Penjajahan Jepang
Tapi bagaimana dengan sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan yang dilakukan Jepang?
Kaum pergerakan justru menyambut kedatangan Jepang dengan baik, dengan harapan bahwa Jepang dapat memberikan kemerdekaan untuk Indonesia dan mengakhiri penderitaan masyarakat.
Karena pada saat itu kaum pergerakan telah mengetahui bahwa Jepang adalah negara yang kuat dan berasal dari satu garis benua, yaitu benua Asia. Di tahun 1905 terdengar dalam siaran radio bahwa Jepang berhasil mengalahkan Rusia.
Hal inilah yang memberikan kepercayaan kepada masyarakat Indonesia bahwa Jepang mampu mengusir penjajahan dari barat, oleh karena itu muncul slogan Jepang dalam Gerakan 3A: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.
Selama pendudukannya, Jepang berhasil merestrukturisasi sistem administrasi, politik, pendidikan, sosial budaya, dan ekonomi.
Baca juga: Apa yang Terjadi Apabila Jepang Menang Melawan Sekutu?
Fakta uniknya adalah Jepang tidak pernah merampas harta milik Indonesia, Jepang hanya ingin membantu Indonesia kala itu. Tetapi, ada harga yang harus dibayar masyarakat Indonesia, yaitu dengan cara mengirim pasukan garis depan ke medan perang membantu Jepang melawan sekutu.
Hal ini yang menciptakan stereotip romusha lebih sadis, walau kenyataannya tidak sesadis apa yang telah Belanda lakukan pada masa kerja rodi. Hal ini sesuai dengan publikasi buku “Masa Pendudukan Jepang di Indonesia” oleh Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kesimpulannya adalah kaum pergerakan nasional Republik Indonesia menyambut kedatangan Jepang dengan baik dengan harapan bahwa Jepang dapat memberikan kemerdekaan kepada Indonesia karena statusnya sebagai superpower Asia kala itu yang berniat memberantas kolonialisme barat.