Tempat kita semua tinggal, menaungi rasa kesenangan, kesedihan, kebingungan dan lain lainnya terjadi di sini. Ya, benar, Bumi adalah satu satunya tempat layak huni yang dapat kita tinggali di Alam Semesta ini (untuk sekarang ini).
Serius saja, tidak ada tempat yang lebih indah selain di Bumi, dengan banyak pepohonannya, banyak manusia serakah, banyak juga manusia yang baik, semua kekesalan dan kebaikan ada di sini, termasuk manusia hidup dan mati pun di sini, entah karena bencana alam atau virus-virus mematikan, semuanya lengkap.
Ambil contoh saja Venus, apakah ia adalah planet layak huni? Tentu tidak! Apalagi Mars, yang sampai sekarang sangat dingin karena atmosfernya yang tipis, hal itu juga menyebabkan kurangnya oksigen yang cukup buat manusia (gak punya pepohonan juga).
Apalagi belakangan ini sangat ramai sekali perbincangan pemanasan global atau trennya perubahan iklim. Kebanyakan ini semua adalah antropogenik alias ulah tangan nakal manusia. Ada tempat yang semakin dingin dan ada tempat yang semakin panas.
Bumi itu sama halnya dengan makhluk hidup pada dasarnya, dimana ia akan memiliki awal, namun juga memiliki akhir.
Tapi, apakah kalian tahu bahwasanya akhir hayat dari Bumi itu sangatlah tragis? Yuk kita break down segmen ini.
Keadaan Bumi Sekarang
Bumi merupakan salah satu di antara triliunan bahkan lebih dari itu yang dikategorikan sebagai ‘planet’ di alam semesta ini. Dan satu-satunya planet tempat manusia berada, peradaban cerdas yang membawa kemajuan sekaligus kemunduran di Bumi yang ‘layak huni’ ini.
Tempat yang kita pijak sekarang ini menunjang kehidupan karena berbagai macam faktor, salah satu di antaranya adalah adanya air yang mencair di permukaan dan kandungan gas oksigen di atmosfer yang seimbang.
Termasuk manfaat yang kita dapatkan karena hidup di Bumi ini adalah setiap hari semua makhluk hidup tidak hanya manusia dilindungi oleh lapisan ozon, hanya saja karena ulah manusia, lapisan itu semakin menipis.
Mengapa hal demikian ini penting? Adanya air dapat menjadi faktor utama adanya kehidupan dalam suatu planet, satu satunya penopang kehidupan yang konkret—Bumi memilikinya.
Mengapa planet kita tercinta ini memiliki air yang mencair di permukaan? Hal itu dikarenakan oleh posisi bumi yang strategis bagi liquid water untuk tetap mempertahankan wujudnya dalam bentuk cair dan tidak terlalu panas juga dingin.
Sehingga hal ini sustainable atau cocok atau layak huni dengan kehidupan dan dapat diisi oleh beragam macam makhluk hidup, manusia, flora, dan fauna. Belum lagi cakrawala dunia seperti tempat terkeren, Tristan da Cunha, yang penghuninya hidup dengan tentram dan damai sekali di pulau terpencil.
Memulai sejarahnya sejak 4,6 miliar tahun yang lalu, dahulu Bumi masih sangat panas dan tidak cocok untuk kehidupan, pada akhirnya setelah beberapa miliaran tahun mendingin dan membentuk suatu satelit alami bernama Bulan, Bumi mempunyai daratan yang didapat dari hasil aktivitas vulkanik.
Lanjut ke dalam intisari argumentasi postingan ini, keadaan Bumi yang sekarang, bisa kamu cek sendiri bahwa Bumi masih berada dalam jangkauan ‘aman’ untuk dijadikan tempat tinggal.
Dan cadangan sumber daya alam juga masih ‘aman’ untuk sekitar beberapa dekade ke depan. Tetapi, manusia harus sudah mulai mencari energi alternatif, karena tingkat layak huni planet ini bergantung pada jumlah resources atau sumber daya alamnya. Kalau sumber daya alam habis, maka itu adalah akhir dari manusia kecuali ada inovasi baru.
Tapi, kalian dapat melihat banyaknya aktivitas yang merusak komponen utama bumi, seperti halnya adalah maraknya gas rumah kaca, penebangan hutan secara liar dan besar-besaran, lalu merusak lingkungan alam lainnya.
Hal itu tentu tidak dapat menyeimbangkan ekosistem yang ada di planet kita ini.
Tapi, syukurlah, planet tempat kita bernaung ini masih dapat bertahan dengan kondisi yang semakin lama semakin memburuk, setidaknya dalam 10.000 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT), melalui lembaga penelitiannya menunjukan bahwa dalam 10.000 tahun kedepan, Bumi akan semakin hancur dan penyebabnya adalah manusia.
Bagaimana dengan perspektif alam semesta dalam 100 miliar tahun yang akan datang? Di mana manusia nantinya?
Hancur di sini adalah dalam artian secara perlahan akan rusak komponen yang ada di dalamnya, sungguh sangat menyedihkan karena penyebabnya adalah manusia sendiri. Faktornya juga banyak, termasuk perang nuklir, dan lain-lain.
Keadaan Bumi di Masa Depan (Tidak Layak Huni)
Letak planet yang kita banggakan ini sangatlah strategis, termasuk ke dalam kategori zona goldilock.
Zona goldilock artinya zona bagi suatu planet dimana tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan bintang induknya.
Bumi merupakan objek ketiga setelah Planet Merkurius dan Venus, maksud dari zona goldilock secara pemahaman sederhana adalah zona yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas bagi kehidupan untuk berkembang.
Nah, komposisi temperatur yang ada di bumi sangatlah pas, sehingga memungkinkan adanya air yang mencair di permukaan planetnya.
Tetapi, kita melewatkan unsur terpenting yang menjadi faktor utama, yaitu bintang induknya—Matahari.
Matahari adalah objek alam semesta yang memiliki massa dan dapat memancarkan cahayanya sendiri.
Matahari menggunakan bahan bakar utama yaitu Hidrogen, nah pasokan Hidrogen itu sendiri di matahari tidaklah abadi.
Ketika bahan bakar Hidrogen sudah habis, maka Matahari secara otomatis akan mengganti bahan bakar yang baru yaitu Helium. Karena seperti yang kamu ketahui bahwa bintang itu terdiri atas dominan hidrogen dan helium.
Saat Matahari mulai memproduksikan helium sebagai bahan bakar untuk memancarkan cahayanya sendiri, matahari akan membesar secara sendirinya.
Hal itu dikarenakan matahari tidak dapat mempertahankan reaksi nuklir dari hidrogen dan tekanan berhasil membuat lapisan yang semakin membesar karena Matahari mulai memfusi helium.
Oh iya sobat, istilah keren dari membakar bahan hidrogen ini dikenal dengan fusi, ya karena prosesnya itu sendiri dinamakan Fusi Termonuklir.
Pada masa ini, matahari akan sangat besar, bahkan dibandingkan dengan ukurannya sekarang, matahari bukanlah apa-apa! Lihat gambar di atas…
Untuk itu, terjadi juga perubahan zona aman agar kehidupan dapat terus berkembang, nah sayangnya di sini saat matahari semakin membesar dalam fase red giant, Bumi semakin panas.
Mengapa Bumi semakin panas? Alasannya adalah karena zona goldilock sudah mulai berubah dan bumi berada terlalu dekat dengan matahari, sama seperti antara jarak Merkurius dengan Matahari, bahkan bisa lebih dekat.
Bagaimana dengan planet yang lain sebelum Bumi? Mereka akan termakan, terlahap habis oleh matahari dan menyatu dengan bintang induknya sendiri.
Bisa kalian lihat melalui gambar di atas, tadinya Bumi yang masuk ke dalam zona goldilock telah berubah menjadi planet yang mirip dengan Merkurius—sangat panas.
Tapi, berita bagusnya adalah hal ini terjadi masih sangat lama, sekitar 5-6 miliar tahun yang akan datang.
Jadi, kita masih bisa menikmati indahnya dunia tempat segala curahan hati kita berada—tempat manusia mengekspresikan dirinya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, dan jangan lupa untuk keep questioning dan baca artikel astronomi lainnya dari Sainsologi.