Pembagian tahun dalam periode sejarah peradaban Islam memiliki banyak teori yang berbeda – beda menurut beberapa ahli.
Namun sebenarnya, sejarah peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode. Yaitu, periode klasik, periode pertengahan (dimulai dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad Ke-17 M), dan periode modern.
Didalam buku “Sejarah Peradaban Islam” yang ditulis oleh Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau Syamruddin Nasution terbit tahun 2013 menjelaskan tiga periode ini dengan cukup rinci.
Periode Klasik
“Tonggak awal kemajuan serta kejayaan Islam berkembang terjadi pada periode klasik, periode ini dibagi ke dalam dua fase. Fase awal, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 – 1000 M). Fase kedua terjadinya disintegrasi (1000 – 1250 M),” Sebut Syamruddin.
Pada periode ini daerah Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol dibagian Barat dan melewati Persia hingga ke anak benua India dibelahan Timur. Daerah – daerah tersebut tunduk kepada Kekuasaan Islam.
Ada banyak ulama besar yang lahir di fase ini. Seperti Al-Khawarizmi, dan al-Mas'udi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Imam Malik, Imam Syafi'i dalam bidang Fiqh. Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu Sina dalam bidang Falsafat. Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi, dan lain-lain nya.
Ilmu pengetahuan berkembang pesat baik dalam bidang agama, umum dan kebudayaan. Namun pada fase ini terjadi disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam berpolitik mulai pecah dan seakan merenggang satu sama lain.
“Kekuasaan para khalifah jatuh dan akhirnya Baghdad direbut dan dihancurkan oleh Bangsa Mongol di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam akhirnya runtuh,” ungkap Syamruddin.
Periode Pertengahan
Dalam periode pertengahan sejarah peradaban Islam Syamruddin membagi periode ini menjadi dua fase yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar.
Pertama, Fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini Dunia Islam terbagi menjadi dua akibat dari meningkatnya Desentralisasi dan disintegrasi. Perbedaan antara Sunni dan Syi'ah, Arab dan Persia semakin terlihat jelas.
Kedua, fase tiga kerajaan besar ( 1590 – 1700 M ) dan masa kemunduran ( 1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut merupakan
kerajaan Turki Utsmani, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Sama seperti pada fase kemunduran, pengembangan pada ilmu pengetahuan menurun drastis. Hasilnya adalah umat islam mengalami kemerosotan bersamaan saat tiga kerajaan mendapatkan banyak tekanan.
“Masa kemunduran, Kerajaan Safawi melemah oleh serangan dan tekanan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal jatuh oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Utsmani tersudut di Eropa”, tulis Syamruddin.
Periode modern
Syamruddin menuliskan, “Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman dari kebangkitannya umat Islam.”
Umat Islam mulai tersadar bahwa di Barat sudah timbul peradapan baru yang lebih maju dan menjadi ancaman. Itu dimulai saat jatuhnya Mesir ke tangan Barat.
Pada periode modern saat ini, umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat yang terus berkembang pesat. Raja – Raja dan para ulama Islam mulai berpikir bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
“Karena umat Islam menjadi tersadar setelah melihat alat-alat modern seperti teleskop, mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan huruf Latin, Arab dan Yunani yang dibawa oleh Napoleon Bonaparte. Jadi, saat periode modern ini, timbul pertanyaan mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana cara mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam,” ungkap Syamruddin.
Sumber Gambar : PixaBay Free Images