Rangkuman materi untuk sejarah yang lengkap pada kelas 10 di SMA maupun SMK bisa didapatkan dengan mudah. Sebab, pelajaran sejarah ini Tentunya marangkup hal-hal yang memang terjadi di masa lalu. Sehingga mempunyai peristiwa yang monumental dan diklaim sebagai sesuatu yang harus diingat di masa yang akan datang. Maka dari itu, pelajaran sejarah juga sangat penting dalam menunjang pengetahuan untuk sekolah menengah Atas.
Pada pembelajaran sejarah tentunya memuat berbagai macam cerita yang sangat penting. Maka dari itu, perlunya rangkuman materi yang lengkap agar bisa memahami peristiwa sejarah yang perlu dipelajari untuk kelas 10 SMA dan SMK. Pembelajaran sejarah memang sudah ada sejak di bangku SD tentunya. Akan tetapi, sangat berbeda jika sudah berada di tahap jenjang selanjutnya. Kemudian begitu pula dengan SMA. Maka dari itu, perlunya pemahaman yang lebih tinggi lagi untuk menunjang kebutuhan pengetahuan akan sejarah.
Rangkuman materi pembelajaran tersebut tidak hanya memuat tentang peristiwa-peristiwa penting di dalam sejarah saja. Akan tetapi juga, bagaimana seseorang dapat menghargai sejarah. Dan hal itulah yang akan menjadi semangat untuk para generasi muda dalam membela tanah airnya. Begitu pula mengetahui sejarah-sejarah yang ada di dunia sehingga memiliki pengetahuan yang sangat banyak.
Pengetahuan sejarah yang sangat banyak tersebut juga sangat bermanfaat untuk para murid yang telah selesai mengenyam pendidikannya. Sebab, sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu sejarah sehingga dapat berbaur dengan orang-orang dengan mudah. Hal itu juga dapat menjadikan seseorang bisa menjelaskan dengan tepat sejarah ya memang perlu dirumuskan dalam beberapa hal.
Pada saat mempelajari sejarah tentunya orang-orang juga akan lebih mengetahui apa saja yang menjadi momentum tertentu yang berakibat fatal. Sehingga bisa disebut kesalahan maka generasi selanjutnya dapat belajar dan memperbaiki keadaan agar tidak sama seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Tentu dengan adanya rangkuman materi yang lengkap tersebut
Download Rangkuman Materi Sejarah Kelas 10 IPA/IPS – Ringkasan Sejarah merupakan sebuah catatan yang berisi pont-point penting untuk setiap pelajaran Sejarah. Tentu dengan adanya catatan ringkas ini, diharapkan dapat membuat Kamu lebih mudah dalam mengingat materi di pelajaran Sejarah. Dan ini akan sangat bermanfaat sekali, untuk Kamu pencinta Mata Pelajaran Sejarah.
Bab I: Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
Sebelum Mengenal Tulisan
Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaannya.Periode kehidupan ini dikenal dengan zaman pra-aksara.Masa praaksara berlangsung sangat lama jauh melebihi periode kehidupan manusia yang sudah mengenal tulisan.
Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografi Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini.Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yangsangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempeng-lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa larami), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah.Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya.Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.
Mengenal Manusia Purba di Indonesia
Ada beberapa titik lokasi di Indonesia yang menjadi tempat penemuan manusia purba. Diantaranya,
Sangiran
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran.Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan.
Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.Peneliti yang mendalami pencarian manusia purba di daerah ini adalah Eugene Dubois.Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.
Adapun jenis manusia purba di Indonesia yang hidup di masa pra aksara adalah:
- Jenis Meganthropus
- Jenis Pithecanthropus
- Jenis Homo
Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
- Proto Melayu
- Deutero Melayu
- Melanesoid
- Negrito dan Weddid
Corak Hidup Masyarakat Pra-aksara
Pola Hunian
Pola hunian dapat dilihat dari letak geografi situs-situs serta kondisi lingkungannya. Masyarakat pra aksara cenderung akan hidup di dekat dengan sumber air. Hal ini wajar, sebab air adalah hal yang vital bagi kehidupan. Beberapa contoh yang menunjukkan pola hunian seperti itu adalah situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong)
Dari Berburu-Meramu sampai Bercocok Tanam
Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering.Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan.Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing atau bercocok tanam.
Sistem Kepercayaan
Nenek moyang bangsa Indonesia mengenal kepercayaan kehidupan setelah mati. Mereka percaya pada kekuatan lain yang maha kuat di luar dirinya. Mereka sudah memahami adanya kehidupan setelah mati. Mereka meyakini bahwa roh seseorang yang telah meninggal akan ada kehidupan di alam lain.
Perkembangan Teknologi
Antara Batu dan Tulang
Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu yang seadanya dan juga dari tulang.Peralatan ini berkembang pada zaman Paleolitikum atau zaman batu tua.Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman Neozoikum terutama pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quartair.Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Antara Pantai dan Gua
Zaman batu terus berkembang memasuki zaman batu madya atau batu tengah yang dikenal zaman Mesolitikum.Secara garis besar kebudayaan Mesolitikum ini terbagi menjadi dua kelompok besar yang ditandai lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua.Adanya kebudayaan manusia yang hidup di daerah pantai dapat diketahui dari kjokken modinger.Adapun yang hidup di gua, dapat diketahui dari Abris sous roche.
Mengenal Api
Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun yang lalu.
Sebuah Revolusi
Perkembangan zaman batu yang dapat dikatakan paling penting dalam kehidupan manusia adalah zaman batu baru atau neolitikum.Pada zaman ini telah terjadi “revolusi kebudayaan”, yaitu terjadinya perubahan pola hidup manusia.Pola hidup foodgathering digantikan dengan pola food producing.Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Selain itu, hidup bermasyarakat dengan bergotong royong mulai dikembangkan.
Konsep Ruang pada Hunian (Arsitektur)
Seiring berkembangnya zaman, manusia mulai paham mengenai arsitektur. Menurut Kostof, arsitektur mulai muncul pada saat manusia mampu mengolah lingkungan hidupnya. Mulanya mereka membuat tanda-tanda di alam yang membentang tak terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah lainnya.
Bab II: Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha)
Pengaruh Budaya India
Satu diantara bangsa yang berinteraksi dengan penduduk kepulauan di Indonesia adalah bangsa India.Interaksi itu terjalin sejalan dengan meluasnya hubungan perdagangan antara India dan Cina.Hubungan itu yang mendorong pedagang-pedagang India dan Cina datang ke kepulauan di Indonesia.
Beberapa bukti menunjukkan, setelah budaya India masuk, terjadi banyak perubahan dalam tatanan kehidupan. Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, kerajaan tertua di Muarakaman, Kalimatan Timur, yaitu Kerajaan Kutai mendapat pengaruh yang kuat dari budaya India yaitu budaya yang dikembangkan oleh Bangsa Arya di lembah Sungai Indus. Percampuran budaya itu kemudian melahirkan kerajaan yang bersifat Hindu di Nusantara. Baik itu yang mencakup dalam sistem religi, sistem kemasyarakatan, dan bentuk pemerintahan
Mengenai proses masuknya Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia, sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai cara dan jalur prosesmasuknya. Beberapa pendapat (teori) tersebut adalah:
- Teori Ksatria
- Teori Waisya
- Teori Brahmana
- Teori Arus Balik
Seiring berjalannya waktu, Hindu-Budha akhirnya memengaruhi masyarakat Kepulauan Indonesia. Setidaknya, Hindu-Budha pada akhirnya dapat menghasilkan beberapa hal yang mempengaruhi Kepulauan Indonesia, antara lain:
- Kerajaan-kerajaan Bercorak Hindu-Budha
- Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
- Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Budha
Kerajaan-kerajaan Bercorak Hindu-Budha
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak hindu. Kerajaan ini adalah kerajaan tertua di Indonesia.Kerajaan ini didirikan pada abad ke 4 M. Kerajaan Kutai terletak di Kalimanan Timur di hulu sungai Mahakam.Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Mulawarman.
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara juga merupakan kerajaan bercorak hindu. Kerajaan ini berdiri dari sejak abad ke 4 M. Kerajaan ini berpusat di daerah Bogor, Jawa Barat di dekat Sungai Citarum. Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Purnawarman
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan yang bercorak Budha. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 7 M. Kerajaan ini berpusat di wilayah Pekalongan dan Jepara, Jawa Tengah. Penguasa yang terkenal dari kerajaan ini adalah Ratu Shima.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang bercorak Budha.Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 7 M. Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di daratan Nusantara.Kerajaan ini meliputi wilayah Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat hingga ke Jawa Tengah.Pusatnya sendiri ada di wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Penguasa yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Balaputradewa
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang bercorak Hindu.Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 8 M. Kerajaan ini berpusat di wilayah Jawa Tengah, dan berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Sanjaya.
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan yang bercorak Hindu.Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 10 M. Kerajaan ini berpusat di ujung timur Pulau Jawa.Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Jayabaya.
Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari adalah kerajaan yang bercorak Hindu.Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 12 M. Kerajaan ini berpusat di sekitar wilayah Malang, Jawa Timur.Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Kertanegara.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya.Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 14 M. Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Hayam Wuruk.
Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa
Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali.Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17.Kerajaan ini bercorak Hindu-Budha.
Adapun Kerajaan Dinasti Warmadewa merupakan kerajaan Hindu-Budha tertua di Bali.Kerajaan ini sudah ada sejak sekitar abad ke 10 M. Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Raja Udayana.
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Tulang Bawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri di Lampung.Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.Tidak banyak catatan sejarah yang membahas mengenai kerajaan ini.
Kerajaan Kapur
Kerajaan Kapur adalah bibit dari Kerajaan Sriwijaya.Kerajaan ini berdiri sekitar awal abad ke 6 M. Kerajaan ini bercorak Budha.Lokasi kerajaan ini terletak di Kecamatan Mendo, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
Terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan pada masa hindu-budha yaitu melalui penguasaan laut.Kepulauan Indonesia mempunyai jalur perdagangan penting,salah satu jalur itu adalah Selat Malaka. Saat itu, yang sering melewati jalur ini adalah Bangsa China dan India, yang notabene adalah peradaban besar kala itu.
Karenanya kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagangpedagang asing yang melewati jalur itu.
Selama masa Hindu-Buddha di samping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan dan budaya antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat terutama karena terhubung oleh jaringan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar Selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus.
Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
Masuknya Agama Hindu-Budha juga menjadikan adanya proses akulturasi kebudayaan, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya corak Hindu-Budha dalam beberapa sisi kebudayaan, antara lain:
- Seni Bangunan
- Seni Rupa dan Seni Ukir
- Seni Pertunjukan
- Seni Sastra dan Aksara
- Sistem Kepercayaan
- Sistem Pemerintahan
- Arsitektur
Bab III: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-sarjana Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.
Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.
Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M.
Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau
Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan, baik regional maupun internasional.Ia menceritakan tentang lalu lintas dan kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam. Selain itu Tome Pires juga mencatat kehadiran para pedagang di Malaka dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia, Rum, Turki, Kristen Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan, Malabar, Orissa, Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang, Patani, Kamboja, Campa, Cossin Cina, Cina,Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura, Lawe,Bangka, Lingga, Maluku, Banda, Bima, Timor,Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi,Tongkal, Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak,Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva.
Berdasarkan kehadiran sejumlahpedagang dari berbagai negeri dan bangsa diSamudra Pasai, Malaka, dan bandar-bandardi pesisir utara Jawa sebagaimana diceritakanTome Pires, dapat disimpulkan adanya jalur-jalur pelayaran dan jaringanperdagangan antara beberapa kesultanan diKepulauan Indonesia baik yang bersifat regionalmaupun internasional.
Islam Masuk Istana Raja
Kerajaan Islam di Sumatera
Sejak awal kedatangan Islam, Pulau Sumatra termasuk daerah pertama dan terpenting dalam pengembangan agama Islam di Indonesia.Dikatakan demikian mengingat letak Sumatra yang strategis dan berhadapan langsung dengan jalur perdangan dunia, yakni Selat Malaka.
Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai diperkirakan tumbuh berkembang antara tahun 1270 dan 1275, atau pertengahan abad ke-13 M. Kerajaan ini terletak lebih kurang 15 km di sebelahtimur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Kesultanan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh Darussalam didirikan kurang lebih pada tahun 1496 M. Sesuai namanya, kerajaan ini terletak di wilayah Aceh.Sultan yang paling terkenal dari kesultanan ini adalah Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan-kerajaan Islam di Riau
Kerajaan Islam yang ada di Riau dan Kepulauan Riau menurut berita Tome Pires antaralain Kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak.
Kerajaan Islam di Jambi
Kerajaan Islam di Jambi terbentuk kurang lebih pada pertengahan abad ke-15 M.
Kerajaan Islam di Sumatera Selatan
Sejak Kerajaan Sriwijaya mengalami kelemahan bahkan runtuh sekitar abad ke-14, mulailah proses Islamisasi sehingga pada akhir abad ke-15 muncul komunitas Muslim di Palembang. Secara resmi, kerajaan islam di Sumatera Selatan yang bernama Kesultanan Palembang. Kerajaan ini didirikan pada sekitar tahun 1659 M.
Kerajaan Islam di Sumatera Barat
Islam yang datang dan berkembang di Sumatra Barat diperkirakan pada akhir abad ke-14 atau abad 15, sudah memperoleh pengaruhnya di kerajaan besar Minangkabau.
Kerajaan Islam di Jawa
Berdasarkan catatan sejarah,I slam itu sudah lama masuk ke Pulau Jawa, jauh sebelum bangsa Barat menjejakkan kaki di pulau ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita paparkan sekelumit kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1500 M. Ketika masa kejayaannya, kekuasaan Kerajaan Demak meliputi Pesisir Jawa bagian tengah dan timur, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raden Fatah.
Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri sekitar tahun 1587 M. Pada masa jayanya, kerajaan ini menyatukan sebagian pulau Jawa, Madura, dan Sukadana. Raja yang paling terkenal adalah Mas Rangsang atau yang lebih dikenal Sultan Agung
Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berdiri sekitar 1526 M. Kerajaan ini terletak di bagian barat Pulau Jawa.Sultan yang terkenal adalah Sultan Ageng Tirtayasa.
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon berdiri sekitar tahun 1400-an. Kesultanan Cirebon terletak di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Syarif Hidayatullah.
Kerajaan Islam di Kalimantan
Di samping Sumatra dan Jawa, ternyata di Kalimantan juga terdapat beberapa kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Di antara kerajaan Islam itu adalah Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan, Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau, Kesultanan Sambaliung, Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan.
Kerajaan Islam di Sulawesi
Di daerah Sulawesi juga tumbuh kerajaan-kerajaan bercorak Islam.Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan yang berlangsung ketika itu.Berikut ini adalah beberapa kerajaan Islam di Sulawesi di antaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Soppeng, dan Kesultanan Buton.
Kerajaan Islam di Maluku Utara
Di daerah Maluku Utara terdapat dua kerajaan besar bercorak Islam, yakni Ternate dan Tidore.Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara.Kedua kerajaan itu pusatnya masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi wilayah kekuasaannya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Kerajaan Islam di Papua
Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yakni: Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati (terdiri dari Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar), Kerajaan Kowiai (Namatota), Kerajaan Aiduma, Kerajaan Kaimana.
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Kehadiran Islam ke daerah Nusa Tenggara antara lain ke Lombok diperkirakan terjadi sejak abad ke-16 yang diperkenalkan Sunan Perapen, putra Sunan Giri. Islam masuk ke Sumbawa kemungkinan datang lewat Sulawesi, melalui dakwah para mubalig dari Makassar antara 1540-1550. Kemudian berkembang pula kerajaan Islam antara lain Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Bima.
Jaringan Keilmuwan di Nusantara
Sebagai agama yang paripurna, islam pun mengatur persoalan pendidikan. Bahkan dalam sejarahnya, islam sangat memperhatikan persoalan ini. Buktinya Sultan-sultan di Indonesia mendanai kegiatan-kegiatan di masjid.Bahkan mereka juga mendatangkan para ulama, baik dari mancanegara, terutama Timur Tengah, maupun dari kalangan ulama pribumi sendiri.Para ulama yang kemudian juga difungsikansebagai pejabat-pejabat negara, bukan saja memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana sultan.Para sultan dan pejabat tinggi rupanya juga menimba ilmu dari para ulama.Seperti halnya yang terjadi di Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka.
Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasilmenyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yangmempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasaMelayu sebagai bahasa pemersatu (lingua franca). Semua ilmu yangdiberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalamaksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayuatau Jawa.Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, sepertihuruf Jawi (di Melayu) dan huruf pegon (di Jawa).Luasnya penguasaanaksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropake Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan bacatulis yang mereka jumpai.
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
Masuknya islam juga menjadikan adanya proses akulturasi kebudayaan, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya corak islam dalam beberapa sisi kebudayaan, antara lain:
- Seni Bangunan
- Seni Ukir
- Aksara dan Seni Sastra
- Kesenian
- Kalender
Proses Integrasi Nusantara
Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh dan segala persoalan yang timbul dapat dihadapi bersama-sama. Proses integrasi bangsa ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
- Peranan Para Ulama
- Peran Perdagangan Antar Pulau
- Peran Bahasa