Pada pembahasan pendidikan agama Islam tentunya diperlukan rangkuman materi yang lengkap. Apalagi khusus untuk kelas 11 SMA SMK sistematika dan juga poin-poin tertentu agar dapat memahami materi dengan baik. Tidak hanya itu saja tentunya diharapkan para murid akan dapat memahami serta menerapkan apa yang telah dipelajari di bangku sekolah.
Rangkuman materi pendidikan agama Islam untuk kelas 11 SMA atau SMK ini Tentunya lebih menekankan untuk berperilaku dan berakhlak yang baik. Terutama bersikap jujur. Sebab, akan dipelajari juga tentang keutamaan dan pentingnya hal tersebut dilakukan. Tidak hanya itu saja, terdapat juga Bagaimana tata cara dalam mengkafani maupun cara menghadapi jenazah agar bisa mendapat pahala. Baik itu mulai dari takziah, menguburkan, ataupun juga melayat orang yang sudah meninggal tersebut.
Pendidikan agama Islam pastinya juga bagian dari syiar agama yang meliputi khutbah, tabligh, dan dakwah. Hanya saja pembelajaran tersebut akan lebih mengacu pada teori-teori yang perlu dipahami oleh para murid. Maka dari itu hal-hal yang mendasar mengenai bagaimana cara berdakwah dengan baik tentu saja akan dipelajari pada pembahasan dari materi yang dirangkum dengan lengkap ini.
Pada pembahasan yang lengkap ini juga akan dibahas tentang Bagaimana tata cara dalam membangun suatu bangsa dengan etos kerja yang baik dan juga memiliki perilaku yang taat terhadap suatu peraturan. Tata cara tersebut maupun etika yang baik tentunya dianjurkan di dalam agama Islam. Maka dari itu, pembahasan yang lengkap ini tentunya akan memberikan poin-poin mana yang sangat penting dan lengkap dalam memahami bagaimana dalam membangun suatu pribadi yang lebih baik.
Etos kerja memang juga ditekankan di dalam agama Islam. Pasalnya, hal itu tentunya akan sangat penting karena bernilai kebaikan. Tentu saja pelajaran pendidikan agama Islam ini memberikan suatu ajakan agar siapa saja berbuat kebaikan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Bab 1: Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup
A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt.
Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Mengimani kitab Allah adalah sebuah keharusan, sebab kitab Allah adalah petunjuk bagi kehidupan. Tanpa petunjuk dari Allah, manusia akan tersesat dalam hidupnya.
B. Pengertian Kitab dan Ṡuḥuf
Kitab adalah Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul dalam bentuk buku/kitab.Adapun suhuf adalah Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah.
C. Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk membimbing bani Israil. Adapun isi dari Kitab Taurat adalah:
- Hormati dan cintai Allah satu saja,
- Sebutkan nama Allah dengan hormat,
- Kuduskan hari Tuhan (hari Sabtu),
- Hormati ibu bapakmu,
- Jangan membunuh,
- Jangan berbuat cabul,
- Jangan mencuri,
- Jangan berdusta,
- Jangan ingin berbuat cabul,
- Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.
2. Kitab Zabūr
Kitab Zabur adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud untuk membimbing bani Israil.Adapun isi dari Kitab Zabur adalah tentang zikir, nasihat dan hikmah.Kitab ini tidak memuat syariat karena Nabi Daud diperintahkan Allah Swt. untuk mengikuti syariat Nabi Musa as.
3. Kitab Injil
Kitab Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa untuk membimbing Bani Israil. Kitab ini memuat perintah agar manusia meng-esa-kan Allah Swt. dan tidakmenyekutukan-Nya, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir, yaitu Ahmad atau Muhammad.
4. Kitab al-Qur’ān
Al-Qur’ān adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’ān terdiri atas 30 juz, 114 surat dan kurang lebih 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Qur’ān disebut Nuzulul Qur’ān.
5. Nama-Nama Lain al-Qur’ān
- Al-Hudā
- Al-Furqān
- Asy-Syifā
- Aż-Żikr
- Al-Kitāb
6. Isi al-Qur’ān
- Akidah
- Ibadah
- Ahlak
- Muamalah
- Kisah-kisah
7. Keistimewaan al-Qur’ān
- Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa
- Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya.
- Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah
Bab 2: Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur
A. Pentingnya Perilaku Jujur
Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur adalah dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.
Sifat jujur sangatlah penting untuk dimiliki setiap orang, karena dengan kejujuran akan membuat kehidupan menjadi tentram dan mencegah permusuhan.
B. Keutamaan Perilaku Jujur
Diantara beberapa keutamaan bagi orang-orang yang jujur adalah
- Memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat
- Rizkinya dipermudah
- Tanda kesempurnaan islam seseorang
C. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, antara lain:
- Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt.
- Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi.
- Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin.
D. Petaka Kebohongan
Bagi orang yang tidak jujur alias gemar berbohong, maka akan mendapatkan petakanya, antara lain:
- Tidak dipercaya orang
- Mendapatkan azab dari Allah
- Hidupnya penuh dengan kesengsaraan
- Memiliki derajat yang rendah di akhirat kelak
E. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
- Perasaan enak dan hati tenang, jujur akanmembuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
- Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
- Selamat dari azab dan bahaya.
- Dijamin masuk surga.
- Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
Bab 3: Kepedulian Umat Islam terhadap Jenazah
A. Perawatan Jenazah
Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah, yaitu: memandikan, mengafani, menyalati dan menguburnya.Secara umum, hukum pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah.
B. Memandikan Jenazah
Setiap muslim yang meninggal kecuali mati syahid, maka ia wajib dimandikan. Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah keluarga terdekat, bapak, ibu, suami, istri dan anak. Meskipun begitu, tidak mengapa orang lain yang bukan bagian dari keluarga terdekat ikut memandikan jenazah, dengan catatan laki-laki khusus memandikan laki-laki, dan perempuan khusus memandikan perempuan.
C. Mengafani Jenazah
Setelah dimandikan, maka proses selanjutnya adalah mengafani. Adapun jumlah kain kafannya sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan.
D. Menyalati Jenazah
Setelah dikafani, maka proses berikutnya adalah shalat jenazah. Hanya saja Tata caraṡalat jenazah berbeda dengan ṡalat biasa. Pada ṡalat jenazah, tidak ada ruku dan sujud, hanya empat kali takbir dan diselingi doa.
E. Mengubur Jenazah
Setelah dishalatkan, maka selanjutnya jenazah harus dikuburkan.Jenazah harus segera dikuburkan dan jangan ditunda-tunda. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:“Segerakanlah menguburkan jenazah….” (H.R. Bukhari Muslim)
F. Ta’ziyyah (Melayat)
Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat.
G. Ziarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan.Ziarah kubur artinya
berkunjung ke kuburan.Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk mengingat kematian. Sebab mengingat kematian dapat meningkatkan keimanan seorang hamba.
Bab 4: Sampaikan Dariku Walau Satu Ayat
A. Pengertian Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Pengertian Khutbah
Khutbah bermakna memberi nasihat agama dalam kegiatan ibadah seperti; ṡalat, wukuf, dan nikah.Khutbah lebih bersifat satu arah. Hanya khatib saja yang berbicara yang lain mendengarkan.
2. Pengertian Tabligh
Tablighberarti menyampaikan, memberitahukan kebenaran kepada orang lain. Bisa bersifat dua arah, saling berdiskusi, dan lain sebagainya.
3. Pengertian Dakwah
Dakwah berarti memanggil, menyeru, mengajak akan sesuatu hal, yakni kegiatan mengajak orang lain.Dalam berdakwah minimal ada dua cara, yaitu dakwah dengan lisan (da’wah billisān) dan dakwah dengan perbuatan (da’wah bilhāl).
B. Pentingnya Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Pentingnya Khutbah
Khutbah termasuk aktivitas ibadah. Karena itu khutbah sangatlah penting, jika khutbah ditinggalkan akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila ṡalat Jumat tidak ada khutbahnya, makaṡalat Jumat tidak sah.
2. Pentingnya Tabligh
Tabligh adalah sifatnya para rasul.Selama hidupnya mereka terus melakukan tabligh.Sebab tabligh merupakan sifat wajib para rasul.Tabligh mereka lakukan agar manusia tertunjuki kepada jalan yang lurus, tanpa tablighakan banyak orang yang tersesat dalam hidupnya. Karena para rasul kini sudah tiada, maka kewajiban tabligh mesti diteruskan ummatnya, karena jika tidak ada yang melanjutkan, maka akan mengakibatkan kemaksiatan dimana-mana.
3. Pentingnya Dakwah
Dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Karenanya setiap muslim wajib berdakwah selama hidupnya. Dakwah amatlah penting dilakukan, sebab dengan dakwah akan membuat masyarakat menjadi lebih tolong menolong dalam kebaikan. Tanpa dakwah, mungkin islam pun tidak akan sampai ke negeri kita.
C. Ketentuan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Ketentuan Khutbah
a. Syarat khatib
- Islam
- Ballig
- Berakal sehat
- Mengetahui ilmu agama
b. Rukun khutbah
- Membaca hamdallah
- Membaca syahadatain
- Membaca shalawat
- Berwasiat taqwa
- Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
- Berdoa pada khutbah kedua
2. Ketentuan Tabligh
a. Syarat muballig(orang yang menyampaikan)
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Mendalami ajaran Islam
b. Etika dalam menyampaikan tabligh
- Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
- Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat.
3. Ketentuan Dakwah
a. Syarat da’i (orang yang berdakwah)
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Mendalami ajaran Islam
b. Etika dalam berdakwah:
- Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelasdan tegas.
- Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif dan edukatif
- Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik
- Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiranyang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
Bab 5: Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
A. Periodisasi Sejarah Islam
1. Periode Klasik (650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islamyang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. fase ekspansi, integrasi, (650‒1000)
b. fase disintegrasi (1000‒1250).
2. Periode Pertengahan (1250‒1800)
Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. fase kemunduran (1250‒1500 M)
b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya)
Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.
B. Masa Kejayaan Islam
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250.Periode ini disebut Periode Klasik.Pada kurun waktu itu, terdapat dua kekhalifahan besar, yaitu kekhalifahanDaulah Umayyah dan kekhalifahanDaulah Abbasiyah.
Pada masa Daulah Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Daulah Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
C. Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
- Ibnu Rusyd (520‒595 H)
- Al-Ghazali (450‒505 H)
- AI-Kindi (805‒873 M)
- AI-Farabi (872‒950 M)
- Ibnu Sina (980‒1037 M)
- Ar-Razi (809‒873 M)
Bab 6: Membangun Bangsa Melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja
A. Pentingnya Taat kepada Aturan
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau setia.Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan.
Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin, hal ini sebagaimana firman Allah dalam (Q.S. an-Nisā/4: 59) karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.
B. Kompetisi dalam Kebaikan
Allah Swt. telah memerintahkan manusia untuk berkompetisi dalam kebaikan. Sebab dengan berkompetisi dalam hal ini akan membuat pelakunya semakin bersemangat dalam melakukan kebaikan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam (Q.S. al-Māidah/5: 48)
Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Dan jangan sampai seorang muslim malah berkompetisi dalam keburukan, sebab hal itu akan mengundang murka Allah.
C. Etos Kerja
Bekerja adalah kewajiban setiap muslim (khususnya bagi pria). Dalam melakukan pekerjaan, Allah memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dengan giat, tekun, professional, dan disiplin. Hal inilah yang dinamakan etos kerja.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S. at-Taubah/9: 105. Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.