Suatu penemuan fosil terbaru telah menunjukkan bahwa penguin monster ‘kuno’ yang berasal dari New Zealand bisa saja pernah singgah di belahan bumi utara puluhan juta tahun yang lalu.
Penguin yang cukup besar, berukuran manusia, dan termasuk sebagai spesies burung yang tidak bisa terbang ini sudah menjadi ciri khas beberapa negara di belahan bumi selatan, terutama karena kebanyakan koloninya berada di Antartika.
Penemuan terbaru di Amerika Utara dan Jepang memberikan gambaran bahwa penguin besar dulu pernah singgah di belahan bumi utara juga. Dan burung ini bisa saja lebih besar dari ukuran manusia.
Hal yang aneh adalah, walaupun spesies burung tak terbang ini sudah punah; dikenal sebagai plotopterids, ternyata tidak berhubungan sama sekali dengan penguin yang ada di zaman sekarang—namun mereka terlihat sangat mirip.
Nenek moyang penguin pertama kali muncul ke permukaan Bumi menurut arkeologis ada sekitar 60 juta tahun yang lalu di sekitaran negara yang dikenal sekarang sebagai New Zealand. Plotopterids berkembang di belahan bumi utara dan berimigrasi ke belahan bumi selatan hanya muncul sekitar 37 dan 34 juta tahun yang lalu, kemudian menghilang selamanya 10 juta tahun setelah itu.
“Burung-burung ini berevolusi di belahan bumi yang berbeda, dengan perbedaan jutaan tahun, namun dari jarak yang tidak bisa ditentukan,” kata Zoologis Paul Scofield, kurator dari Canterbury Museum.
“Plotopterids terlihat seperti penguin, mereka berenang seperti penguin, dan mungkin saja mereka makan seperti makan — tapi mereka bukan penguin.” Tambahnya.
Dalam situasi plot twist seperti ini, para peneliti kemudian mengobservasi fosil 16 individual plotopterids secara keseluruhan dengan lima representatif dari tiga spesies penguin raksasa di zaman dahulu. Peneliti kemudian menemukan banyaknya kemiripan dengan sedikit perubahan pada ukuran.
Plotopterids dan penguin kuno mempunyai fitur anatomi yang sama. Yang berbeda adalah penguin kuno mempunyai tinggi maksimal 1,8 meter sementara plotopterids terbesar bisa lebih dari 2 meter.
Sangat menarik karena ketika kita tarik perspektif, akan sangat aneh melihat penguin raksasa berukuran manusia bahkan lebih untuk berenang di perairan. Namun ternyata memang hal tersebut nyata adanya, di zaman dahulu.
Walaupun plotopterids mempunyai kaki seperit penguin, peneliti berpikir bahwa mereka berenang di dalam air menggunakan sayapnya untuk mengepakkan jauh, dilihat dari anatominya.
“Kita berpikir bahwa keduanya, yaitu penguin dna plotopterids mempunyai nenek moyang yang sama. Mereka (nenek moyang) tidak bisa mencari makanan di udara, oleh karena itu harus berenang ke dalam laut untuk mencari makanan. Setelah beberapa waktu, mereka menjadi semakin ahli berenang dan semakin buruk dalam hal terbang.” kata Ornitologis Gerald Mayr dari Senckenberg Research Institute dan Museum Sejarah Nasional di Frankfurt, Jerman.
Dan kita belum tahu mengenai posisi penguin ini dalam rantai makanan. Tapi yang jelas pasti adalah pesan bahwa manusia harus tetap melestarikan dan menjaga lingkungan.