Zaman pandemi sekarang ini mewajibkan orang untuk ‘work from home‘ atau bekerja dari rumah demi memutus rantai penyebaran, lalu harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Tapi bagaimana dengan zaman pandemi yang dialami Isaac Newton? Kita akan membahas kisahnya yang produktif dalam menemukan dua basis fundamental dalam fisika, yang kita kenal nantinya sebagai Kalkulus dan Gravitasi.
Baca juga: 7 Planet dengan Iklim Ekstrem yang Pernah Diobservasi Manusia
Ternyata Hukum Gravitasi Newton dan Teorema Fundamental Kalkulus Newton ditemukan pada saat dirinya mengalami isolasi mandiri ketika ada wabah penyakit pes.
Newton muda adalah salah satu pakar genius yang mengalami suatu peningkatan produktivitas di masa pandemi, bisa kamu bayangkan betapa hectic wabah pes kala itu, tapi Newton tetap santai dan menemukan banyak penemuan hebat.
Baca juga: Apakah Ada Kehidupan Selain di Planet Bumi?
Sekilas Tentang Kehidupan Newton
Sir Isaac Newton, seorang matematikawan dan fisikawan, menjadi salah satu pionir penggerak sains populer modern sepanjang masa. Isaac Newton lahir di Woolsthorpe, dekat dengan Grantham di Lincolnshire, tempat di mana ia menyelesaikan sekolahnya.
Newton muda adalah anak aktif yang cerdas serta dengan tingkat rasa ingin tahu yang tinggi, karena ia juga merupakan pekerja keras oleh karena itulah usahanya terbayar dengan keterima di universitas terkemuka dunia, yaitu Cambridge University pada tahun 1661.
Baca juga: Ternyata Bumi Setengah Jam Lebih Cepat Saat Zaman Dinosaurus!
Selama lebih dari 300 tahun, Newton dianggap sebagai bapak fisika modern, dengan banyaknya kiprah dan karyanya yang membantu manusia dan memajukan peradaban, dia dapat mendorong inovasi dalam bidang-bidang teknologi canggih saat ini.
Penemuannya yang meliputi optik, kalkulus, fundamental dasar gravitasi, kimia, dan mekanika dasar telah banyak menciptakan teknologi modern seperti smartphone, lalu berkontribusi terhadap perkembangan teori relativitas umum Einstein, dan tentu menyelesaikan beberapa masalah krusial terhadap mekanika dasar.
Bagaimana Pandemi Mengubah Hidupnya
Saat itu dia masih berumur 20-an ketika pandemi atau wabah pes (Great Plague of London) melanda. Artinya, dia masih berkuliah di Cambridge University, selama setahun lebih ia harus mengikuti standar ‘bekerja dari rumah’, tapi sisi baiknya adalah dia menjadi sangat produktif!
Hal menariknya adalah, setelah wabah pes itu berakhir, butuh waktu 200 tahun bagi para ilmuwan untuk menemukan bakteri yang menyebabkan wabah seperti itu. Tapi, orang-orang zaman dahulu sudah tahu tentang protokol kesehatan untuk menghindari terkenah wabah, mereka lebih nurut.
Baca juga: Mengapa Planet Bumi dan Benda Langit Lainnya Berbentuk ‘Bulat’?
Pada tahun 1665, versi lama dari “social distancing” yaitu dengan otoritas setempat menutup sekolah, bisnis, dan menghindari kerumunan. Mereka semua takut dengan kematian, karena teknologi kedokteran belum secanggih sekarang, dan untungnya belum ada internet untuk menyebarkan hoax, hehe got ya retarded conspiracy theorists! // pembuat teori konspirasi bodoh belum ada saat itu.
Otoritas Cambridge terpaksa harus menutup sekolah dan universitas termasuk Cambridge University tempat Newton kuliah. Bagi Newton, hal ini berarti ia harus pulang ke kampung halamannya, yaitu 60 mil jauhnya, di Woolsthorpe Manor.
Tanpa profesor yang memberikannya arahan, Newton muda serasa seperti kehilangan arah. Selama lebih dari setahun ia menjalankan kehidupannya terisolasi, dia mereferensikan hidupnya kala itu sebagai annus mirabilis, atau “tahun penuh meditasi”.
Meditasi yang dilakukan Newton muda seperti biasa, dia akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan klasik yang impulsif, dia suka bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri, salah satu cikal bakal sikap ilmuwan.
Baca juga: Apa Maksud Pernyataan Karl Marx “Agama Adalah Candu”?
Pertama, dia akan melanjutkan pekerjaannya untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang kompleks ketika ia pertama kali di Cambridge; ada kertas yang berisikan tentang catatan soal matematika yang belum dapat ia kerjakan.
Kertas itulah yang nantinya menjadi cikal bakal teorema kalkulus awal.
Selanjutnya, Newton akan bereksperimen dengan prisma dan cahaya di kamar tidurnya, bahkan ia rela untuk mengebor lubang di kamarnya demi mendapatkan sedikit cahaya. Dari sinilah, ia kemudian dapat memulai teorinya di bidang optik.
Ketiga, Newton muda akan keluar dari rumahnya sejenak dan bersandar di bawah pohon apel yang besar untuk beristirahat. Tepat sekali berdekatan dengan rumahnya. Ya, benar! ini adalah pohon apel yang terkenal itu.
Baca juga: Riset Terbaru Menunjukkan Banyak Orang Jadi Stres Akibat Pandemi
Cerita tentang bagaimana Newton sedang bersandar di bawah pohon namun kemudian palanya tertimpuk oleh buah apel yang terjatuh dari pohonnya. Kemudian ia mendapatkan anugerah, bak cahaya ilahi, tentang bagaimana gravitasi dan pergerakan bekerja. Tapi benarkah cerita ini akurat?
Jawabannya adalah sedikit akurat, menurut asistennya, John Conduitt, ada beberapa elemen kebenaran dalam ceritanya. Beginilah cara Conduitt menjelaskannya:
“… Ketika ia sedang bersantai di perkebunan halaman rumahnya, dalam pikirannya ia kemudian menyatakan bahwa buah apel yang terjatuh dan pergerakan planet itu digerakkan oleh ‘gaya’ yang sama. ‘Kenapa tidak (jatuhnya) setinggi Bulan?’ kata dia sendiri…”
Baca juga: Invasi Virus Mengerikan yang Kembali Hidup Setelah Dinyatakan Punah di Inggris
Hal inilah yang kemudian menjadi basis dasar yang kita kenal sebagai Teori Gravitasi Newton, dan dalam beberapa dekade kemudian akan dikembangkan menjadi Teori Relativitas Einstein yang akan menjabarkan segala hal tentang ruang waktu dan penyebab dari gravitasi itu sendiri.
Tentu saja karena hal ini, Newton berhasil menjabarkan tentang penyebab mengapa planet berotasi pada porosnya, dan beberapa teorema lainnya.
Baca juga: Virus Corona dalam Gambar, Bagaimana Virus Ini Mengubah Dunia
Di London, seperempat penduduk setempat akan meninggal karena wabah pes dari 1665 hingga tahun 1666. Hal ini adalah salah satu epidemik terparah setelah 400 tahun berakhirnya wabah Black Death di Eropa.
Newton kemudian kembali ke kampusnya Cambridge University pada tahun 1667 (2 tahun setelah wabah dimulai), dengan teori-teori yang sudah ia eksperimen dan kembangkan saat ‘work from home‘.
Enam bulan kemudian, ia dijadikan asisten profesor; dua tahun kemudian, menjadi profesor. Suatu pencapaian hebat, ditambah lagi setelah itu ia akan mendapatkan gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris yang kemudian ia pakai dalam karyanya sebagai Sir Isaac Newton.
Baca juga: Perbedaan Hipotesis, Teori, dan Hukum dalam Sains
Jadi, kalau kamu bekerja dari rumah atau belajar dari rumah, ingatlah contoh baik seperti Newton yang menjadi super produktif. Kamu bisa melakukan eksperimen kecil dan menanyakan hal-hal filosofis dalam kehidupan, hal ini akan menyehatkan pikiran kamu kok! Jangan lupa juga untuk olahraga rutin ya.
Sumber: newton.ac.uk