Hanya Sukarno, presiden Indonesia yang benar-benar mengalami berkali-kali percobaan pembunuhan dan berhasil selamat, bahkan beberapa pelakunya sampai di maafkan oleh Bung Karno dari hukuman mati.
Dalam sejarahnya, sejak 1950 sampai 1965 telah terjadi beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno sehingga ia bahkan menjadi satu-satunya presiden Indonesia yang pernah mengalami banyak percobaan pembunuhan.
Baca juga: Mengapa tembok konstantinopel sulit ditembus?
Apa dan dimana saja terjadi percobaan pembunuhan tersebut? Yuk simak ulasan berikut.
Lemparan Granat di Cikini
Peristiwa pelemparan granat kepada Bung Karno di Sekolah Perguruan Cikini (Percik) terjadi pada 30 November 1957. Saat itu Presiden Sukarno tengah menghadiri peringatan hari lahir sekolah tersebut yang ke-15. Kebetulan Guntur Soekarno dan Megawati bersekolah di Perguruan Cikini.
Baca juga: 6 Hal Miris Melihat Kondisi Pendidikan di Indonesia
Ledakan granat tiba-tiba muncul saat Presiden dan rombongan akan meninggalkan Percik. Tak kurang tiga granat dilemparkan ke arah Bung Karno. Namun, berkat kesigapan pengawal, Presiden Sukarno bisa diselamatkan. Sembilan orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.
Aparat berhasil menangkap tiga pelaku pelemparan granat yang merupakan pendukung DI/TII.
Penembakan Daniel Maukar
Pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar meraung-raung di atas Istana Presiden di Jakarta pada siang bolong, 9 Maret 1960. Ketika posisi pesawat persis di atas gedung Istana Presiden, pesawat menembakkan kanon 23 mm.
Baca juga: Invasi Virus Mengerikan yang Tadinya Dinyatakan Punah Kembali Hidup
Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Presiden Sukarno. Beruntung saat itu, Bung Karno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden.
Maukar adalah perwira TNI AU berpangkat letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Atas aksinya tersebut, Maukar harus mendekam di dalam penjara selama delapan tahun.
Pencegatan Jembatan Rajamandala
Pada suatu hari di bulan April 1960, Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Presiden Sukarno mendampingi saat Kruschev mengunjungi Bandung, Yogya, dan Bali.
Baca juga:
Dalam perjalanan ke Jawa Barat, ketika rombongan keduanya melintas di Jembatan Rajamandala, Cianjur, sekelompok anggota DI/TII menghadang. Beruntung, pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa sigap meloloskan kedua pemimpin tersebut.
Granat di Jalan Cendrawasih Makassar
Presiden Sukarno tengah berada di Makassar pada 7 Januari 1962 untuk menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Saat melewati Jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat tapi meleset, jatuh mengenai mobil lain.
Baca juga: 5 Kemungkinan yang Terjadi Jika Blok Poros Menang Perang Dunia 1
Presiden Sukarno dan rombongan selamat. Pelaku, yang belakangan diketahui adalah Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya, divonis hukuman mati.
Penembakan saat Salat Idul Adha
Upaya pembunuhan terhadap Bung Karno juga terjadi tatkala Presiden melaksanakan salat Idul Adha di halaman kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 14 Mei 1962. Seorang kiai pemimpin pesantren di Bogor bernama H Moh Bachrum tiba-tiba menembak Bung Karno yang berdiri di saf terdepan.
Namun tembakan melesat dan mengenai Ketua DPR KH Zainul Arifin, yang menjadi imam solat Idul Adha. Bachrum dijatuhi hukuman mati. Menjelang eksekusi Bachrum, Bung Karno tak tega, Presiden memberikan grasi atau pengurangan hukuman.
Baca juga: 5 Kejahatan Perang yang Dilakukan Sekutu Pada Perang Dunia 2
Penembakan Mortir oleh Kelompok Kahar Muzakar
Masih pada 1960-an saat Presiden Sukarno melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi. Sebuah peluru mortir ditembakkan ke arah iring-iringan kendaraan rombongan Bung Karno yang hendak meninggalkan Lapangan Terbang Mandai.
Baca juga: Sikap Kaum Pergerakan Terhadap Penjajahan Jepang
Beruntung, arah peluru meleset jauh dari kendaraan Bung Karno. Presiden Sukarno pun selamat. Belakangan diketahui bahwa pelaku penembakan adalah anak buah pimpinan DI/TII Kahar Muzakkar.
Granat Cimanggis
Pada Desember 1964, Presiden Sukarno dan rombongan dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Saat melintas di daerah Cimanggis, Jawa Barat, iring-iringan kendaraan melaju pelan.
Saat itulah tiba-tiba seorang pria tak dikenal melemparkan sebuah granat ke arah rombongan Bung Karno. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jarak kendaraan Presiden.
Baca juga: Mengapa di Dunia Bisa Terdapat Banyak Bahasa?
Itulah sebabnya kharisma Bung Karno sampai hari ini tidak bisa di tandingi oleh siapapun, bahkan ada yang menganggap Bung Karno memiliki kesaktian dan azimat khusus.
Tapi sebenarnya di zaman Bung Karno dulu memang ada banyak tokoh politik yang bisa lolos berkali-kali dalam usaha pembunuhan seperti Fidel Catro yang sampai upaya pembunuhan yang ditujukan kepada dirinya sebanyak 600 kali rencana, hal ini sangat terkait dengan kondisi dunia saat itu, dimana benturak politik antara blok barat dan blok timur sangat kuat.